GalihInfo, Prabumulih - Konfrensi PWI Kota Prabumulih tidak lama lagi akan digelar. November 2021 insan Pers Kota Nanas bakal memilih ketua Baru untuk menakhodai PWI periode 2021-2024. Konfrensi tersebut di November tampak sudah Final tinggal lagi penentuan tanggal yang sulit ditetapkan akibat banyaknya agenda di bulan yang sama.
"Soal konfrensi bisa dipastikan tidak bergeser lagi di bulan sebelas. Ini juga sedang mempersiapkan pembentukan panitia. Setelah terbentuk, bahasan utama tentu penentuan jadwal yang tepat jangan sampai berbenturan dengan agenda lain sebab di bulan itu termasuk salah satu agenda besar Kota Prabumulih yakni HUT Kota"ujar Aswin Arey Sekjen PWI Kota Prabumulih.
Disinggung apakah sudah ada nama calon yang muncul dan siap mendaftar menjadi ketua PWI? Aswin mengaku sejauh ini sudah mendengar ada beberapa anggota yang siap maju berkompetisi di pemilihan Ketua PWI. Ada Nama Jun Manurung, Novas Riadi, Novlis Heriansyah dan ketua Incumbent Mulwadi alias Kemong.
Mengutip empat nama kandidat calon Ketua PWI yang disebutkan, kami mencoba membedah elektabilitas ke empatnya menyesuaikan judul artikel ini di awal. Catatan penulis, ke empat calon yang disebutkan memiliki berbagai kemampuan di bidangnya masing-masing. Ada yang lahir dari bawah, ada yang dari aktivis, profesional dan lainnya.
Diawali dari Jun Manurung. Sosok ini sejak menginjakkan kaki di Kota Prabumulih 2011 silam, sebelumnya juga sudah berkarir sebagai jurnalis di Kota Batam Kepulauan Riau. Sebelum mendirikan media Posmetro.co.id, ia pernah tercatat sebagai wartawan Kepri Post, Tabloid Hukum & Kriminal, Tribun dan Batam Today. Selain menjadi Wartawan, ia juga mahir dibidang layout dan jabatan terkahir yang ia tinggalkan di keredaksian surat kabar ialah Redaktur Daerah. Di kalangan insan pers Kota Prabumulih sosoknya lebih dikenal sebagai pelopor media online. Ia merupakan tokoh pendiri media online pertama di Kota Prabumulih. Puluhan wartawan mingguan di Kota ini telah berhasil menjadi pemilik perusahaan media online berkat tangan dinginnya.
Dimulai dari mendirikan media online posmetroprabu.com yang digawangi oleh Jun Manurung sebagai General Manejer, Mulwadi sebagai Pimpinan Perusahaan, Aswin Arey Redaktur dan Bambang Irawan sebagai Pemimpin redaksi, media ini mampu menarik simpati masyarakat kota prabumulih dengan sajian informasi akurat, cepat dan transparan. Tiga tahun lamanya bendera Posmetro dibawah PT Pelangi Indah Sejahtera terus berkibar dan sempat merajai halaman sosial media melalui link-link berita terkini.
Seiring waktu berjalan, manejemen Posmetro mulai mengalami perubahan. Beberapa tokoh pendiri berniat untuk berdiri sendiri. Begitu, Jun Manurung justru mendukung keputusan para pendiri Posmetro tersebut. Dia tak ingin menghalangi niat baik rekannya untuk maju dan lebih baik. Bahkan ia nya juga menyupport keputusan para pentolan Posmetro itu untuk mendirikan media dengan mengandalkan seluruh kemampuan hingga mentransfer ilmu yang dimiliki kepada para sahabatnya itu dan hingga pada akhirnya beberapa media online berdiri di Kota Prabumulih seperti sekarang ini.
Di dunia jurnalis, artikel-artikelnya banyak disenangi masyarakat. Kemampuannya dalam mengolah data hingga menjadi berita banyak dinantikan tokoh, pengamat dan masyarakat maupun netizen kota prabumulih. Di bidangnya ia juga telah mengantongi dua sertifikat uji kompetensi Dewan Pers yakni tingkat Muda dan Madya.
Di beberapa organisasi, dulu Jun Manurung juga banyak dilibatkan dalam kepengurusan. Mulai dari KNPI, KONI, dan OKP serta lembaga Sosial lainnya. Salah satu karyanya yang pernah diabadikan dalam sejarah Pekan Olahraga Provinsi yakni ia adalah sosok pembuat Logo Porprov Sumsel 2019 yang digelar di Kota Prabumulih.
Disuatu kesempatan Jun Manurung pernah menuliskan bahwa untuk menjadi seorang wartawan haruslah memiliki komitmen yang tinggi. Beban yang ditanggung oleh seorang wartawan tidak sebanding dengan penghasilan serta risiko pekerjaan yang diperoleh dan hal itulah yang menjadikan wartawan sebagai profesi yang menantang baginya.
Tingkat keterpilihan atau elektabilitas Jun Manurung menjadi Ketua PWI Kota Prabumulih cukup besar. Faktor pendukung ialah, ia cukup dikenal di kalangan pers Kota Prabumulih, kedekatan sesama wartawan cukup baik dan belum pernah berselisih faham dengan sesama rekannya di PWI. Kemampuan manajemen cukup mumpuni bahkan ia juga mengayomi. Di lintas Instansi, Jun Manurung juga cukup dikenal dan tak sedikit tokoh-tokoh di pemerintahan banyak yang bersahabat dengannya karna karya tulis. Meski sesungguhnya ia memiliki jaringan yang cukup luas, namun tak pernah ia memanfaatkannya demi kepentingan pribadi.
Soal visi misi, penulis belum berkonfirmasi langsung dengan seluruh kandidat yang bersangkutan. Namun bisa dipastikan semua calon memiliki visi misi yang baik untuk memajukan PWI Kota Prabumulih kedepan. Itu pasti sebab tidak ada calon bertujuan menghancurkan sebuah organisasi. Tulisan ini juga murni hasil pandangan penulis melalui rekaman data perjalanan karir para kandidat.
Lanjut Pada kandidat calon kedua Novas Riadi. Sosok ini merupakan Bendahara PWI Sumsel. Meski tinggal di Palembang, Novas Riadi lebih banyak dikenal di Kota Prabumulih. Ia juga merupakan wartawan lama di Kota Nanas. Sepak terjangnya di dunia Jurnalis Kota Prabumulih banyak dikenal sejak berkarir menjadi wartawan Harian Berita Pagi.
Ia bahkan banyak menghabiskan waktu di dunia Kriminal sebagai pencatat sebuah sejarah peristiwa tindak pidana setiap hari di Kota Prabumulih meski ia juga tercatat tidak meninggalkan dunia Politik. Catatan penulis, ia juga sosok yang bersahabat dengan siapa saja tak mengenal latar belakang, suku, ras dan agama.
Karya tulisnya juga cukup diakui hingga beberapa tokoh penting di Kota ini sempat bertolak belakang dengan dirinya karna pemberitaan. Tokoh lintas Instansi, Politik, hingga pengusaha sudah tidak asing dengan Novas Riadi. Dengan kandidat lain, tentu saja Novas Riadi yang biasa dipanggil Kuyung Novas itu sangat mengenal satu sama lain. Dengan Jun Manurung baik Mulwadi maupun Novlis Heriansyah mereka adalah sahabat yang siap berkompetisi adu program untuk memajukan PWI.
Saat ini, Novas Riadi tercatat sebagai owner Media Metro Sumatra. Catatan Penulis, diantara 2016-2017 ia mendirikan Metro Sumatera setelah tak lagi berkarir pada Surat Kabar Berita Pagi.
Setiap umat manusia didunia ini tentu saja pernah mengalami masa-masa sulit. Tidak terkecuali Novas Riadi. Ia bahkan pernah berada di titik jenuh yang tingkat kesulitannya saking sulitnya sulit pula untuk disebutkan. Namun demikian, Ia tidak pernah bermuka dua. Ia komitmen dan bertanggungjawab pada setiap tindakan dan siap menerima konsekwensi apapun itu bentuknya.
Bahkan untuk meredam perlawanan gejolak hatinya, Novas Riadi tak sungkan meninggalkan katakanlah daerah kekuasaannya meski sesungguhnya ada banyak kesempatan untuk memperbaiki permasalahan yang dihadapinya. Ibarat burung yang terbang bebas, Novas Riadi bahkan rela merajut asa kembali ke titik awal. Ia pernah menjajaki Kabupaten Pali di masa transisi jaman itu.
Diantara dua Sosok Kandidat ini, Novas Riadi dan Jun Manurung banyak memiliki kesamaan. Baik persepsi maupun karakter. Keduanya adalah sosok yang memiliki komitmen. Siap menerima konsekwensi dan teguh dalam pendirian. Soal rencana program keduanya punya potensi. Di bidang desain baik Jun Manurung dan Novas Riadi bisa diadu karna keduanya juga matang pengalaman sama-sama pernah di keredaksian.
Di bidang Organisasi Novas Riadi adalah gudangnya. Mulai dari Organisasi kemahasiswaan, Pemuda, Karang Taruna hingga organisasi profesi dan lembaga sosial lainnya nama Novas Riadi banyak tercatat di dalam struktur kepengurusan.
Tingkat keterpilihan atau elektabilitas Novas Riadi menjadi Ketua PWI Kota Prabumulih menurut penulis juga cukup berpeluang. Faktor pendukung sebagai acuan ialah dirinya punya jaringan di luar PWI, sosok yang visoner kenyang dengan pengalaman dan tahu kapan harus bertindak.
Sosok Kandidat Ketiga ialah Novlis Heriansyah. Rekaman data perjalanan karir jurnalis sosok yang satu ini yang bisa dirunutkan meski tak banyak namun setidaknya bisa mewakili beberapa bagian catatan sejarah karir kewartawanan yang bersangkutan. Awalnya penulis mengenal Sosok Novlis adalah pemilik majalah Seinggok Sepemunyian. Sejak 2005, Novlis sudah menggeluti dunia jurnalis di Kota Palembang. Tidak sampai setahun ia kembali ke Kota Prabumulih. Lalu pada 2007 ia ditempatkan ke Lahat. Lalu ke Muara Enim kemudian ke Kota Lubuk Linggau bekerja di Surat Kabar Transparan.
2008 Ia kembali ke Kota Prabumulih namun dengan media yang berbeda yakni Harian Umum Sentral Pos hingga 2016. Di Tahun yang sama ia direkrut oleh Media terbitan lokal Prabumulih Ekspres milik Hidayattillah. Sebagaimana bekerja di Perusahaan orang lain, banyak permasalahan dan lika liku yang menghampiri baik internal maupun eksternal. Sepanjang bisa diselesaikan dengan bijaksana ia akan berusaha memberikan yang terbaik dengan sekuat tenaga. Begitu karirnya di Prabumulih Ekspres tidak bertahan lama hingga akhirnya berpindah ke harian umum Suara Nusantara lalu ke media online suara rakyat sumsel.
Begitu ia juga aktif di beberapa surat kabar mingguan lain terbitan Sumsel sebagai penulis dan pernah terlibat dalam keredaksian di media online Detik Sumsel milik Hendri Zainudin.
Selain menggeluti dunia Jurnalis, Novlis Heriansyah saat ini juga tercatat sebagai praktisi hukum atau pengacara. Diluar kewartawanan, Novlis lebih banyak menghabiskan waktu di meja hijau persidangan. Ia juga menjabat sebagai Ketua jaringan media siber Indonesia (JMSI) Kota Prabumulih periode 2021-2024. Pada 2019 silam, ia tercatat sebagai calon legislatif (Caleg) partai Hanura di Muara Enim daerah pemilihan (DAPIL) Semendo namun belum berhasil.
Diberbagai Organisasi, sepengetahuan penulis Nama Novlis juga banyak ditemui di Organisasi baik itu Organisasi Profesi dan Lembaga Sosial. Bahkan ia pernah dipercaya menjabat sebagai Ketua RT di komplek ianya tinggal di Perumahan Vina Sejahtera Kelurahan Gunung Ibul.
Bagi Novlis, Berprofesi sebagai wartawan itu mulia. Wartawan memiliki privasi yang sangat eksklusif juga bisa berkomunikasi dengan berbagai kalangan baik petani hingga pejabat. Begitu ia juga pernah mengalami hal sulit saat menjalani profesi wartawan. Salah satunya ialah ia kerap dihadapkan dengan narasumber yang acuh tak acuh.
Menilai para kandidat Calon PWI, Novlis disuatu kesempatan mengaku bahwa Setiap kandidat memiliki peluang yang sama. Ia juga mengakui rivalnya di Konfrensi PWI 2021 cukup berat karena ilmu dan pengalaman yang mumpuni di bidang media massa dan keseluruhan calon tersebut pantas untuk menjadi Ketua.
Terakhir iyalah kandidat Incumbent Mulwadi atau yang biasa disapa Kemong. Kebanyakan masyarakat baik itu kalangan menengah maupun bawah lebih mengenal sosok ini dengan sebutan Kemong. Di dunia wartawan, Kemong terlahir dari kalangan aktivis lokal. Namanya kerap wara-wiri di media terbitan lokal maupun sumsel sebagai narasumber pemberitaan.
Di awal transisi pemerintahan Kota Prabumulih sejak mandiri dari Kabupaten Induk Muara Enim, nama Kemong mulai muncul perlahan di kalangan masyarakat. Tak sedikit aksi yang ia lakukan bersama massa menuntut keadilan imbas kebijakan pemerintah yang tidak pro dengan rakyat. Bahkan sudah tak terhitung jumlah berkas pengaduan kasus dugaan korupsi yang dilaporkannya ke lembaga penegak hukum saat masih aktif di LSM. Ia bahkan punya media massa bernama Warta Pelangi di antara tahun 2008-2016.
Koran tersebut ia bangun sejak Kota ini masih dihuni tak lebih 10 orang wartawan. Rekan-rekan lamanya ialah Hidayatillah pemilik media Prabumulih Ekspres, Abi Samran wartawan SKH Ogan Ekspres, Grup Sumatera Ekspres. Kemudian ada nama Riko pemilik Media Sriwijaya, Supriadi hingga Ronald Artas.
Aksinya yang sempat membuat masyarakat Prabumulih Heboh ialah mengembalikan dugaan uang suap sebesar 20 juta ke Kejaksaan Prabumulih. Kala itu ia berkolaborasi bersma Aktifis penggiat anti Korupsi dan kalangan Pers. Ada Jun Manurung, Aswin Arey, Harsono alias Icun, Bambang Irawan, Ronald Artas dan lainnya.
Semangat mengelorakan pemberantasan tindak pidana Korupsi terus digelorakan agar Rekanan Kontraktor pelaksana pembangunan mega Proyek Taman Kota Prabujaya segera diproses hukum karena terindikasi korupsi.
Di dunia jurnalis ia lebih dikenal sebagai Pemilik media. Kedekatannya dengan wartawan menjadikan posisinya di LSM diperhitungkan di kalangan birokrat dan Politisi. Gaya bicaranya yang blak-blakan juga sesuai dengan tindakannya. Kemong diketahui juga pernah berkoalisi dengan Jun Manurung di bendera yang sama mendirikan sebuah media dan menjabat sebagai Pemimpin Perusahaan media Online Posmetro Prabu sebelum akhirnya mendirikan Media Online bernama Berita One dibawah PT.Pelangi Indah Sejahtera Sentosa (PISS).
Sosok Kemong juga sangat humoris. Disetiap kesempatan berkumpul tak jarang ianya senantiasa berkelakar. Suasana yang tegang saat rapat seketika bisa mencair kala ia berkelakar. Kemong terpilih menjadi Ketua PWI Pada 2018 melalui Konfrensi PWI. Ia juga tercatat telah mengantongi dua sertifikat Dewan Pers seperti Wartawan Muda dan Madya. Soal Media, Kemong sangat setia. Catatan penulis, namanya hanya tercatat di tiga media. Yang Pertama ialah SKU Warta Pelangi, Posmetro dan Berita One.
Elektabilitas Kemong menjadi Ketua PWI juga cukup besar. Mengingat posisinya yang Incumbent tentu saja masih banyak anggota yang loyal terhadapnya. Ia juga sangat dekat dengan sesama wartawan baik di PWI maupun di Luar PWI. Namun siapapun itu yang terpilih menjadi Nakhoda PWI Kota Prabumulih, Penulis hanya bisa berharap citra lembaga ini harus tetap dijunjung tinggi dengan berpegang teguh pada kebenaran dan menjaga loyalitas kepada publik. (Red)