Banyak Mobil Terbalik Di Pembangunan Jalan Simpang Benakat Minyak PALI. Diduga Warga Terancam Terisolir

Header Menu


Gambar atas HPN

Gambar atas HPN

Banyak Mobil Terbalik Di Pembangunan Jalan Simpang Benakat Minyak PALI. Diduga Warga Terancam Terisolir

Rabu, 22 Desember 2021

 

Foto: Mobil Bermuatan Kayu Terbalik



PALI, GalihInfo -  Masyarakat desa Benakat Minyak dan Desa Semangus, kecamatan Talang Ubi, terancam terisolir, lantaran rusaknya sejumlah ruas jalan dari Simpang Pintu, ke Simpang Tiga Benakat Minyak. 

Selain kondisi jalan yang berlumpur, kondisi di ruas jalan tersebut juga diperparah akibat adanya satu hingga dua mobil angkutan logging milik PT Musi Hutan Persada (MHP) yang terbalik. Sehingga menyebabkan ruas jalan menjadi mengecil. 

Selain ruas jalan yang mengecil, warga juga mengeluhkan lamanya proses pekerjaan pembangunan jalan Penghubung Pendopo (PALI) - Simpang Kulim (BTS Musi Rawas), yang dikerjakan oleh PT Dwi Urip, dengan menggunakan dana APBD provinsi Sumatera Selatan tahun anggaran 2021.

Nilainya juga fantastis, pembangunan jalan sepanjang 1,2 km itu memiliki nilai kontrak sebesar Rp 15,6 Milyar dengan masa pekerjaan selama 135 hari. 

Selain prosesnya yang lama, warga juga mengeluhkan tidak dilakukannya pengerasan jalan sebelum dilakukan pengecoran. 

Bahkan, berdasarkan informasi yang dihimpun, proses pengerasan jalan dengan menggunakan batu krokos, dilakukan oleh PT MHP. 

"Iya benar, PT MHP sudah membantu pengerasan jalan dengan batu krokos hingga ribuan kubik. Karena saya juga ikut kerja saat pelaksanaan pengerasan jalan," ungkap salahsatu pekerja PT MHP yang ditemui di lokasi, Selasa (21/12/2021).

Di tempat yang sama, Agus, salahsatu warga yang melintas jalan tersebut mengeluhkan dengan kondisi jalan sekarang. Ia menuturkan, jika jalan Simpang Benakat - Simpang Pintu sebelum dilakukan pekerjaan oleh PT Dwi Urip, kondisi jalan masih bisa dilalui, meski belum dicor. 

"Karena jalan, sudah keras dan bila hujan tidak tergenang dan tidak menyebabkan lumpur. Tapi, sekarang kondisinya sangat parah. Ditambah lagi, adanya angkutan yang tonasenya tinggi yang sering terbalik. Otomatis membuat pembangunan jalan semakin lama, dan kami sebagai pengendara harus ektra hati, jalan licin, berlumpur, tidak menutup kemungkinan bisa juga terbalik," keluh Agus. 

Foto: Warga melintasi jalan berlumpur 


Sementara itu, Sabar perwakilan dari PT Dwi Urip, pelaksana dari pekerjaan jalan Pendopo - Simpang Kulim membenarkan jika pengerasan jalan dilakukan oleh PT MHP. Tapi, Sabar memastikan jika tidak akan terjadi duplikasi anggaran baik dari PT MHP ataupun PT Dwi Urip. 

"Pengerasan batu memang ada oleh PT MHP, dan itupun sebatas fondasi. Tapi kita yang melakukan pengecoran. Lagi pula, jalan tersebut juga merupakan jalan loging dari angkutan PT MHP itu sendiri. Tapi tidak terikat MOu dengan PT MHP. Karena memang, ada kepentingan juga dari PT MHP di jalan tersebut," jelas Sabar. 

Terkait jalan yang rusak parah seperti saat ini, Sabar mengakui disebabkan hujan dan muatan berat angkutan loging yang tonase tinggi. 

"Beban angkutan yang berat pak, ditambah lagi kondisi sekarang hujan. Tapi secara bertahap kami antisipasi," tukasnya. 

Dalam kesempatan itu, Sabar juga meminta masyarakat untuk memaklumi dengan kondisi jalan yang seperti sekarang. 

"Namanya pembangunan pasti ada alasan proses pembangunan, kalau kita tutup dulu malah masyarakat yang akan dirugikan, hal-hal seperti itu sudah umum, dan mohon dimaklumi oleh masyarakat," pungkasnya seraya mengatakan bahwa pembangunan jalan tersebut ditargetkan akan selesai akhir Desember 2021.

Terpisah, Muttakabir, perwakilan dari PT MHP mengungkapkan jika angkutan berat yang melintas tidak hanya milik PT MHP saja. Melainkan ada juga angkutan berat milik perusahaan migas seperti PT Pertamina dan PT Medco terus angkutan mobil molen.

"Sehubungan dengan adanya pembangunan jalan cor beton di ruas jalan tersebut. Atas dasar komunikasi sebelumnya dengan berbagai pihak terkait, termasuk PU Bina marga Provinsi Sumsel, selama proses pembangunan jalan cor angkutan operasional kita tetap berjalan normal seperti biasa dengan menggunakan satu  jalur dan pihak MHP juga melakukan pengerasan jalan untuk memberikan permukaan rata bagi pengendara dari PU Bina Marga Provinsi," ungkap pria yang kerap disapa Obi. 




"Bahkan, yang melintas disana Selain angkutan Kayu PT MHP, ada juga angkutan Pertamina, Medco dan Truck tronton tangki semen cair dan material dari Kontraktor PUBM yang melintasi ruas jalan tersebut," sambungnya. 

Frekuensi curah hujan yang tinggi dalam beberapa minggu ini, diakui Obi sangat berpengaruh dengan kelancaran kendaraan yang melintas dan optimalisasi hasil pembangunan jalan cor dan juga lebar jalannya.

"Akan tetapi, kami sudah melakukan melakukan  komunikasi secara kontinyu dengan kontraktor PUBM di lapangan Dan juga di provinsi guna  kelancaran operasional dan kendaraan umum," tutupnya. (GI)